Jenis-Jenis Komplikasi yang Mungkin Terjadi Saat Persalinan
Jenis-Jenis Komplikasi yang Mungkin Terjadi Saat Persalinan_Persalinan merupakan momen membahagiakan yang sangat ditunggu-tunggu oleh pasangan suami isteri. Namun terkadang persalinan menjadi saat-saat yang sangat menegangkan bagi sebagian wanita yang gres pertama kali mengalaminya. Perasaan cemas dan takut akan sakitnya melahirkan kerap kali terbayang menjelang persalinan. Disamping itu, tidak semua persalinan mampu berjalan lancar menyerupai yang diharapkan, ada banyak persalinan yang menyebabkan komplikasi. Nah, buat Anda para bumil sebaiknya tahu hal ini, yaitu mengenai jenis-jenis kompilkasi pada persalinan dan penjelasan detailnya.
Jenis-Jenis Komplikasi Saat Persalinan
1. Trauma Perineum
Perineum yaitu tempat yang berada diantara anus dan alat kelamin wanita. Dalam fase persalinan tempat perineum ini mempunyai risiko yang cukup tinggi mengalami trauma. Trauma perineum terjadi disebabkan ukuran janin yang lebih besar dari ukuran normal atau karena penggunaan alat bantu yang digunakan tim medis menyerupai forsep. Trauma perineum tentu mengakibatkan rasa sakit dan biasanya terjadi selama beberapa ahad setelah melahirkan.
Trauma Perineum terbagi dalam tiga tingkatan. Pertama, luka robek pada lapisan mukosa dan kulit pada susukan vagina yang umumnya pendarahan yang terjadi hanya sedikit. Kedua, luka robek yang mencapai hingga ke adegan otot. Ketiga, luka robek yang lebih luas dengan pendarahan yang cukup banyak yang tentu cukup mengkhawatirkan.
2. Pendarahan Masa Nifas
Secara umum pendarahan masa nifas terjadi sekitar 24 jam pasca persalinan. Apabila pendaharan terjadi lebih dari itu bahkan hingga setelah Anda pulang kerumah maka Anda wajib khawatir.
Pendarahan dalam masa nifas disebabkan oleh problem abuh dalam proses persalinan, dimana akan mengakibatkan gejala menyerupai tangan dan kaki terasa dingin, nadi berdetak cepat, dan wajah pucat. Pendarahan ini terjadi pada vagina berulangkali dalam jumlah yang banyak disertai anyir yang tidak sedap.
3. Ruptur Uteri
Ruptur uteri merupakan komplikasi yang terjadi sebelum persalinan atau pada masa kehamilan. Komplikasi ini sangat membahayakan baik pada Ibu hamil maupun tim dokter kalau tidak segera ditangani. Komplikasi ini mampu menyebabkan ajal pada janin karena kurangnya asupan darah dan juga mampu menyebabkan ajal pada Ibu.
Komplikasi rupture uteri disebabkan karena luka robek pada rahim sebelum persalinan atau karena kondisi rahim yang tidak utuh. Selain itu, operasi Caesar juga menjadi faktor lain yang menyebabkan komplikasi ruptur uteri. Komplikasi ini awalnya ditandai dengan rasa nyeri yang jago dan juga denyut jantung yang tidak beraturan
Komplikasi ini mampu tidak berbahaya selama mampu menerima penanganan medis yang sempurna dan secepat mungkin. Namun apabila luka robek semakin meluas maka harus dilakukan operasi, mulai dari mengeluarkan bayi dengan risiko lahir prematur hingga pengangkatan rahim.
4. Komplikasi Postpartum
Infeksi postpartum merupakan salah satu jenis komplikasi pada persalinan yang umum terjadi. Komplikasi ini ditandai dengan peningkatan suhu tubuh dalam rentan waktu sekitar 6 jam pasca persalinan, serta pendarahan dalam jumlah banyak pada Sang Ibu lebih dari 500ml.
Komplikasi ini umumnya akan mengakibatkan gejala menyerupai sakit kepala, kurang enak badan, wajah pucat, denyut jantung meningkat, rasa nyeri pada adegan perut, tubuh menggigil, demam tinggi akhir abuh yang jago dan keluarnya cairan berbau tidak sedap dari rahim. Apabila komplikasi ini terjadi sebaiknya Ibu hamil harus segera menerima penanganan medis untuk mencegah abuh meluas. Penanganan medis juga menguragi terjadinya kondisi yang berbahaya bagi Ibu dan anak dalam kandungannya.
Itulah jenis komplikasi pada persalinan yang wajib Anda ketahui. Apabila Anda mengalami kondisi menyerupai ini sebaiknya sesegera mungkin memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter demi menerima tindakan medis yang cepat biar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Jenis-Jenis Komplikasi Saat Persalinan
1. Trauma Perineum
Perineum yaitu tempat yang berada diantara anus dan alat kelamin wanita. Dalam fase persalinan tempat perineum ini mempunyai risiko yang cukup tinggi mengalami trauma. Trauma perineum terjadi disebabkan ukuran janin yang lebih besar dari ukuran normal atau karena penggunaan alat bantu yang digunakan tim medis menyerupai forsep. Trauma perineum tentu mengakibatkan rasa sakit dan biasanya terjadi selama beberapa ahad setelah melahirkan.
Trauma Perineum terbagi dalam tiga tingkatan. Pertama, luka robek pada lapisan mukosa dan kulit pada susukan vagina yang umumnya pendarahan yang terjadi hanya sedikit. Kedua, luka robek yang mencapai hingga ke adegan otot. Ketiga, luka robek yang lebih luas dengan pendarahan yang cukup banyak yang tentu cukup mengkhawatirkan.
2. Pendarahan Masa Nifas
Secara umum pendarahan masa nifas terjadi sekitar 24 jam pasca persalinan. Apabila pendaharan terjadi lebih dari itu bahkan hingga setelah Anda pulang kerumah maka Anda wajib khawatir.
Pendarahan dalam masa nifas disebabkan oleh problem abuh dalam proses persalinan, dimana akan mengakibatkan gejala menyerupai tangan dan kaki terasa dingin, nadi berdetak cepat, dan wajah pucat. Pendarahan ini terjadi pada vagina berulangkali dalam jumlah yang banyak disertai anyir yang tidak sedap.
3. Ruptur Uteri
Ruptur uteri merupakan komplikasi yang terjadi sebelum persalinan atau pada masa kehamilan. Komplikasi ini sangat membahayakan baik pada Ibu hamil maupun tim dokter kalau tidak segera ditangani. Komplikasi ini mampu menyebabkan ajal pada janin karena kurangnya asupan darah dan juga mampu menyebabkan ajal pada Ibu.
Komplikasi rupture uteri disebabkan karena luka robek pada rahim sebelum persalinan atau karena kondisi rahim yang tidak utuh. Selain itu, operasi Caesar juga menjadi faktor lain yang menyebabkan komplikasi ruptur uteri. Komplikasi ini awalnya ditandai dengan rasa nyeri yang jago dan juga denyut jantung yang tidak beraturan
Komplikasi ini mampu tidak berbahaya selama mampu menerima penanganan medis yang sempurna dan secepat mungkin. Namun apabila luka robek semakin meluas maka harus dilakukan operasi, mulai dari mengeluarkan bayi dengan risiko lahir prematur hingga pengangkatan rahim.
4. Komplikasi Postpartum
Infeksi postpartum merupakan salah satu jenis komplikasi pada persalinan yang umum terjadi. Komplikasi ini ditandai dengan peningkatan suhu tubuh dalam rentan waktu sekitar 6 jam pasca persalinan, serta pendarahan dalam jumlah banyak pada Sang Ibu lebih dari 500ml.
Komplikasi ini umumnya akan mengakibatkan gejala menyerupai sakit kepala, kurang enak badan, wajah pucat, denyut jantung meningkat, rasa nyeri pada adegan perut, tubuh menggigil, demam tinggi akhir abuh yang jago dan keluarnya cairan berbau tidak sedap dari rahim. Apabila komplikasi ini terjadi sebaiknya Ibu hamil harus segera menerima penanganan medis untuk mencegah abuh meluas. Penanganan medis juga menguragi terjadinya kondisi yang berbahaya bagi Ibu dan anak dalam kandungannya.
Itulah jenis komplikasi pada persalinan yang wajib Anda ketahui. Apabila Anda mengalami kondisi menyerupai ini sebaiknya sesegera mungkin memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter demi menerima tindakan medis yang cepat biar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
0 Response to "Jenis-Jenis Komplikasi yang Mungkin Terjadi Saat Persalinan"
Post a Comment