Klasifikasi Archaebacteria
Archaebacteria ditemukan pada tahun 1977 oleh Carl Woese dan George Fox. Istilah Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, archaio, yang artinya kuno. Para jago berpendapat bahwa Archaebacteria merupakan sel-sel paling awal (kuno) yang memiliki kekerabatan kekerabatan akrab dengan organisme eukariotik (memiliki membran inti sel). Archaebacteria hidup di lingkungan yang ekstrim, menyerupai dengan lingkungan awal di bumi.
Klasifikasi Archaebacteria terbagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut.
Berdasarkan metabolisme dan habitatnya yang ekstrem archaebacteria dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu basil metanogen, basil halofil dan basil termofil (termoasidofil).
a. Bakteri Metanogen
Ciri – ciri dari basil ini yaitu sebagai berikut :
Contoh spesies basil metanogen beserta peranannya:
b. Halofil Ekstrem
Bakteri halofil (Yunani), halo = garam, philos = pencinta) yaitu basil yang hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi. Halofil ekstrim merupakan kelompok prokariotik yang hidup di kawasan yang asin, menyerupai di Great Salt Lake (danau garam di Utah, Amerika) dan Laut Mati.
a. Ciri-ciri halofil ekstrem:
a. Termofil ekstrim (Termoasidofilik)
Bakteri termofil yaitu basil yang hidup pada lingkungan bersuhu tinggi
Ciri-ciri termofil ekstrim:
Contoh termofil ekstrim:
Sumber http://datakerjapns.blogspot.com
Klasifikasi Archaebacteria terbagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut.
Berdasarkan metabolisme dan habitatnya yang ekstrem archaebacteria dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu basil metanogen, basil halofil dan basil termofil (termoasidofil).
a. Bakteri Metanogen
Ciri – ciri dari basil ini yaitu sebagai berikut :
- Hidup di lingkungan yang tidak membutuhkan oksigen (anaerob obligat)
- Mendapatkan energi dengan cara merubah senyawa H2 dan CO2 menjadi gas metana (CH4).
- Sebagian besar basil ini hidup di lumpur atau di rawa-rawa yang miskin oksigen. Gas metana yang dihasilkan keluar sebagai gelembung-gelembung yang disebut sebagai gas rawa. Selain itu, ada juga yang hidup di kanal pencernaan hewan ruminansia misalnya sapi dan kambing.
Contoh spesies basil metanogen beserta peranannya:
- Methanobacterium ruminantium (membantu mencerna selulosa dari rumput dan menghasilkan 400 liter gas metana dalam sehari)
- Lachnospira multipara (menghidrolisis pektin).
- Ruminococcus albus (menghidrolisis glukosa)
- Methanococcus janascii hidup di lumpur dan rawa (mengeluarkan gas metana atau gas rawa)
b. Halofil Ekstrem
Bakteri halofil (Yunani), halo = garam, philos = pencinta) yaitu basil yang hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi. Halofil ekstrim merupakan kelompok prokariotik yang hidup di kawasan yang asin, menyerupai di Great Salt Lake (danau garam di Utah, Amerika) dan Laut Mati.
- Bersifat heterotrof
- Energi didapat dengan melaksanakan respirasi aerobik dan berfotosintesis
- Sebagian dari basil halofil bisa melaksanakan fotosintesis sebab mempunyai pigmen berupa bakteriorhodopshin. Pigmen merah/orange (bakteriodopsin) digunakan untuk memanfaatkan energi cahaya dalam mengubah CO2 menjadi materi organik
- Hidup di lingkungan yang berkadar garam tinggi, sepuluh kali keasinan air laut.
- Hidup berkoloni dan dapat membusukkan materi makanan yang diasinkan
a. Termofil ekstrim (Termoasidofilik)
Bakteri termofil yaitu basil yang hidup pada lingkungan bersuhu tinggi
Ciri-ciri termofil ekstrim:
- Hidup di kawasan bersuhu tinggi mencapai 113oC dan bersifat asam yaitu pH diatas 2.
- Hidup dengan mengoksidasi sulfur
- Hidup di lubang vulkanis, kawah vulkanis dan mata iar bersulfur
Contoh termofil ekstrim:
- Geogemma → dapat bertahan hidup selama 2 jam pada suhu 130oC
- Pyrodictium → diisolasi dari dasar laut
- Thermoproteus → hidup di perairan panas yang kaya belerang
- Sulfolobus → hidup di mata air panas dan kadang di tanah Bakteri Sulfolubus hidup di mata air sulfur di Yellowstone National Park
0 Response to "Klasifikasi Archaebacteria"
Post a Comment