Perkembangan Teknologi dan Sistem Kepercayaan Awal Masyarakat Indonesia


Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan materi pelajaran sejarah tentang Perkembangan Teknologi dan Sistem Kepercayaan Awal Masyarakat Indonesia. 


     Perkembangan alat dan teknologi di kehidupan manusia pada zaman dulu, yaitu pada masa hidup berburu dan mengunmpulkan , dapat kita katakan pada masa itu masih sangat sederhana, hampir semua alat yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup, masih sangat sederhana.

Perkembangan Teknologi dan Sistem Kepercayaan Awal Masyarakat Indonesia


     Alat tersebut dibuat sekedar untuk dapat membantu pekerjaan mereka. Alat - alat tersebut terbuat dari batu dan tulang. Tujuan pembuatan alat untuk mempermudah memperoleh bahan makanan yang menjadi kebutuhan pokok. Pada masa bercocok tanam, kebudayaan mereka berkembang pesat, hidup sudah menetap ( sedenter ) dan sudah menghasilkan makanan ( food producing ).

     Peningkatan teknologi ditandai dengan adanya peningkatan alat-alat dari batu kasar menuju batu halus, kemudian menggunakan alat-alat dari logam. Alat-alat sebelum dihaluskan, contohnya, kapak perimbas (bagian tajamnya berbentuk cembung), kapak penetak (ketajamannya berbentuk liku-liku), pahat genggam (ketajamannya berbentuk terjal), dan kapak genggam yang bagian tajamnya berbentuk meruncing. Teknologi kemudian meningkat, alatnya sudah dihaluskan seperti kapak persegi dan kapak lonjong. Dengan alat itu, ternyata mereka sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup yang lebih luas dari masa sebelumnya, yaitu bersawah, membuat rumah, bermasyarakat, dan membuat perahu bercadik.


Kepercayaan awal masyarakat Indonesia

     Sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan, orang mempunyai anggapan bahwa hidup tidak akan berhenti, walaupun orang sudah meninggal. Orang mati dianggap pergi ke suatu tempat yang lebih baik dan tenang dan orang yang ditinggalkannya masih dapat berhubungan dengan yang berada di dunia lain.


Kepercayaan awal pada masyarakat Indonesia

     Masyarakat berburu dan mengumpulkan diperkirakan juga mengenal upacara penguburan sebab soal mati adalah soal kepercayaan dinamisme, yaitu adanya benda yang dikeramatkan. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal kepercayaan gaib, yaitu kekuatan di luar kekuatan manusia, misalnya, gunung meletus atau banjir. Mereka beranggapan adanya kekuatan alam yang luar biasa pasti ada yang menggerakkan dan sedang murka. Mereka juga memuja arwah manusia yang sudah meninggal. Menurut pendapat mereka, tempat roh itu sangat tinggi, misalnya, di puncak-puncak gunung. Untuk turunnya roh nenek moyang, mereka mendirikan bangunan batu besar (bangunan Megalitikum), dibuat dari batu yang utuh dan dipahat dalam bentuk tertentu.

     Bentuk nyata dalam kepercayaan masyarakat bercocok tanam, yaitu menyembah roh nenek moyang (animisme) dan menyembah benda yang memiliki kekuatan gaib (dinamisme).

1. Kepercayaan bersifat Animisme



     Animisme merupakan kepercayaan masyarakat pada suatu benda yang memilki ruh atau jiwa.Awal munculnya di dasari oleh pengalaman dari masyarakat.Misal,pada daerah terdapat batu besar.Masyarakat yang lewat disamping batu mendengar orang minta tolong,memanggil-manggil,dll.Peristiwa it uterus berkembang dan masyarakat percaya bahwa batu besar itu punya jiwa atau ruh.

     Disamping itu,muncul kepercayaan terhadap benda pusaka yang dipandang punya jiwa atau ruh,sehingga benda tsb dianggap dapat memberi petunjuktentang berbagai hal.
Kepercayaan ini masih berkembang hingga sekarang.Bahkan tidak hanya masyarakat desa melainkan masyarakat kota.Selain itu benda-benda yang dipercaya punya roh yaitu,bangunan gedung tua,candi,pohon besar,dzb

2. Kepercayaan bersifat Dinamisme



     Kepercayaan ini memilki perkembangan yang tidak jauh berbeda dari Animisme. Dinamisme merupakan kepercayaan bahwa tiap benda punya kekuatan gaib.Sejak berkembang kepercayaan terhadap nenek moyang pada masa bercocok tanam,maka kepercayaan bersifat dinamisme.Kepercayaan ini didasari pengalaman dari masyarakat bersangkutan.
Pengalaman berkembang turun-temurun dari generasi ke generasio hingga sekarang.
Contoh : Batu cincin di nilai memiliki kekuatan untuk melemahkan lawan.Sehingga bila batu itu dipakai,lawannya tidak sanggup mengahadapinya.

     Selain itu benda pusaka seperti keris atau tombak dipandang memiliki kekuatan gaib untuk memohon turunnya hujan.Bila keris itu ditancapkan dgn ujung menghadap atas akan mendapat hujan. Kepercayaan ini mengalami perkembangan dan bahkan hingga sekarang tetap dipercaya oleh masyarakat.

1 Response to "Perkembangan Teknologi dan Sistem Kepercayaan Awal Masyarakat Indonesia"

Tulislah Komentar Yang Sesuai Dengan Isi Artikel

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel