Jantung Bocor Sejak Lahir, Batita Pekalongan Ini Butuh Biaya Pengobatan

Rinanti semenjak lahir alami jantung bocor. Foto: Facebook
Pekalongan, Jika anak berusia dua tahun umumnya sedang aktif bermain dengan sobat sebaya dan makan sepuasnya, maka tidak bagi Rinanti Gresifana (2). Aktivitasnya justru dibatasi, ia juga tidak mampu makan terlalu banyak.

Ini terjadi karena Rinanti didiagnosis dengan defek septum ventrikel atau ventricular septal defect (VSD). VSD merupakan kelainan jantung bawaan berupa adanya lubang di dinding pemisah antara bilik kanan dan kiri jantung.

Kondisi ini membuat darah 'bersih' alias darah yang kaya oksigen tidak mampu dipompa ke seluruh tubuh, melainkan masuk kembali ke paru-paru. Kerja jantung pun menjadi lebih berat. Karena lubang pada dinding pemisah di jantung Rinanti cukup besar, lubang ini harus ditutup melalui operasi.

Baca juga: Risiko Penyakit Jantung Bawaan Bisa Dikurangi, Waspadai Faktor Berikut

Bukan sekali dua kali, dokter yang menangani Rinanti memperkirakan bocah periang tersebut harus dioperasi minimal empat kali. Menurut bibi dari Rinanti, Haria Sulistyaningsih (28), diagnosis ini membuat Rinanti tidak mampu bermain bebas. Karena lelah sedikit saja, Rinanti akan sesak napas.

"Begitu juga bila kebanyakan makan atau minum, nanti beliau mampu sesak. Kalau tidur malam kedinginan sesak lagi. Anaknya gampang sesak, padahal beliau suka main. Dokter bilang memang anak ini nggak boleh kecapekan," ujar Haria kepada detikHealth.

Batita ini mengalami jantung bocor semenjak lahir dan butuh biaya pengobatan. Foto: Facebook

Haria menceritakan, hingga ketika ini Rinanti sudah dua kali operasi. Pertama di tahun September 2016, kemudian yang kedua di bulan Desember 2016. Haria menuturkan, ketika ini sudah ada sekitar 2 ribu pasien yang terdaftar untuk operasi bedah jantung. Sementara Rinanti mendapat nomor antrian 795, sehingga diperkirakan gres mampu dioperasi pada September 2018.

"Kalau untuk operasi saja ditanggung BPJS, tapi itu saja. Nanti ketika pulang ke Pekalongan bila habis operasi Rinanti demam atau sakit, sering ditolak. Alasannya waktu itu dibilang penuh, atau pemakaian kartu BPJS sudah melebihi batas. Padahal seminggu sekali saya harus cek kesehatannya, belum biaya ke Jakarta bila Rinanti harus kontrol ke Harapan Kita," imbuhnya.

Baca juga: Kenali, Inilah Ciri-ciri Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan


Rinanti disebutkan oleh Haria memang sering demam. Sekali demam, suhu tubuhnya mampu mencapai 41-42 derajat celcius. Hal inilah yang membuat Haria kerap membawa Rinanti ke dokter. Namun seringnya, Rinanti ditolak dan tidak menerima perawatan memadai.

"Rinanti juga sering pingsan, saya tidak tahu kenapanya. Lagi main tiba-tiba jatuh begitu, pingsan. Lagi senang ketawa-ketawa, pingsan. Sehari mampu lima kali pingsan. Saya duka sering ditolak RS, saya sudah pernah ke dinas berharap ada bantuan, tapi susah juga. Dulu di Pekalongan luka jahitannya pernah nanah juga ditolak di beberapa RS," ujar Haria.

Kini Rinanti harus bolak-balik ke dokter karena mengalami duduk perkara lain di lidahnya. Lidah gadis cilik tersebut mendadak luka-luka menyerupai sariawan, dan belum diketahui sebabnya.

Bocah ini alami jantung bocor semenjak lahir. Foto: Facebook

Ibu dari Rinanti, Fina, tidak mampu merawat buah hatinya karena mengidap depresi pasca berpisah dengan sang suami. Maka dari itu, semenjak kecil Haria merawat Rinanti dan mengantarnya kontrol ke RS Harapan Kita tiap dua hingga tiga bulan sekali.

Pekerjaannya sebagai penjahit rumahan dan suaminya yang belum memiliki pekerjaan tetap diakui Haria tidak cukup memenuhi kebutuhan pengobatan Rinanti. Rinanti kini tinggal bersama Haria dan keluarganya di Desa Tangkil Kulon No. 12 RT 011/004, kecamatan Kedungwuni, Pekalongan, Jawa Tengah.

Bagi pembaca detikcom yang berniat menunjukkan sumbangan untuk si kecil Rinanti, mampu mendonasikan bantuannya ke rekening BNI Syariah nomor rekening 0578461918 atas nama Haria Sulistyaningsih.

Baca juga: Waspadai, Penyakit Ini Bisa Sebabkan Gangguan Tumbuh Kembang Anak


Sumber detik.com

Share this post